Rabu, 31 Maret 2010

Sistem pengambilan keputusan di tinjau dari administrasi publik

© 2001. Nurdin Jusuf Posted 23 May 2001 (rudyct)
Makalah Falsafah Sains (PPs 702)
Program Pasca Sarjana / S3
Institut Pertanian Bogor
Juni 2001

Dosen:
Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Prof Dr Ir Zahrial Coto


MODEL DAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh
NURDIN JUSUF
P 31600018 / SPL
e-mail: nurdin_jusuf@yahoo.com

1. PENDAHULUAN

Dilihat dari segi epistemology, pengambilan keputusan merupakan solusi terbaik didalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau persoalan. Ontologi model dan sistem merupakan suatu alat didalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau kehendak. Aksiologi mengetahui sebab - akibat terjadinya masalah atau persoalan untuk ditindaklanjuti.
Taylor (1911) dalam Linstone (1984), memulai “Manajemen Ilmiah” dengan penelitian bersama pengoperasian Perang Dunia II. Perang Atlantik memerlukan pencarian kapal selam dan Britania memerlukan pemvektoran pencegat pesawat terbang dengan menggunakan analisa matematika. Perang merupakan titik pembentukan sistem-sistem baru dalam model dengan menandakan tingkat kerumitan yang membutuhkan “analisa sistem” . Radar, sistem pengatur api, peluru-peluru kendali dan strategi senjata nuklir dengan kokoh menciptakan analisa sistem. Para peneliti mengembangkan teori permainan dan analisa keputusan dengan peralatan tehnologi peramal. Pengembangan Camelot pada Potomac membawa analisa sistem ke Whasinton. Biaya analisa keefektifan dan sistem perencanaan pemrograman penganggaran menjadi de ngueur diantara cognocenti dalam birokrasi.
Pada tahun 1967, Dekan Tehnik Elektro dari Institut Tehnologi Massachusetts (MIT) menyatakan: Saya meragukan jika ada krisis kota, tetapi jika ada MIT dapat memecahkan masalah tersebut dengan cara yang dipakai dalam menangani Perang Dunia II (Thompson, 1971). Pada tahun yang sama anggota kongres Emilio Q. Daddario memperkenalkan pada kongres H. R. 6698, RUU dibuat untuk mendorong perundingan dalam merumuskan penilaian konsep tehnologi dan memperkuat proses legislatif dalam bidang kebijakan tehnologi. Puncak pengharapan pada waktu ditempatkan analisa sistem ditemukan dalam penelitian Max Ways “Perjalanan Menuju 1977”, dalam Fortune: Kemajuan dari gaya baru (analisa sistem) adalah perkiraan paling tepat yang dapat dibuat kira-kira 10 tahun ke depan. Pada tahun 1977, cara baru untuk meramalkan masa depan yang akan diakui didalam maupun diluar negeri sebagai sifat-sifat orang Amerika yang menonjol (Ways, 1967 dalam Linstone, 1984). Rasa optimisme yang dipancarkan oleh Ways didasarkan pada fakta-fakta dari keberhasilan analisa - analisa terhadap sistem-sistem teknologi murni dan antisipasi dari penerapan secara luas terhadap pembuatan keputusan-keputusan berdasarkan sistem-sistem yang bukan tehnologi murni.
Kemudian, sepuluh tahun kenyataan suram telah menggantikan perasaan senang dan bahagia (Hoos, 1979), era tehnologi dalam pola dominan sangat berorientasi pada kebanyakan tehnologi dari masalah-masalah yang didefinisikan sebagai tehnik alami yang diberikan perlakuan bersama dengan mengawasi analisa sistem. Thompson (1971), mempertimbangkan pendekatan analisa sistem terhadap sistem masyarakat sebagai kejahatan. Kebiasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi, pengembangan teori informasi serta transformasi pengelolaan dan kebijakan menjadi lebih rumit. Teori pengelolaan dapat bermanfaat, tetapi hanya pada batas-batas tertentu tergantung pada pengelolanya. Kemudian, pendekatan-pendekatan analisa sistem rasional maupun tradisional merupakan omong kosong dalam proses penilaian tehnologi (Linstone, 1984).
2. PANDANGAN DAN BATASANNYA
Ilmu dan tehnologi menggambarkan kemajuan agama di zaman moderen. Dari Galileo sampai Apollo Lunar, dari Darwin sampai DNA, paradigma ilmu dan tehnologi menghasilkan penemuan. Pandangan dunia meliputi sifat-sifat sebagai berikut:
a. Definisi masalah-masalah yang sifatnya abstrak berasal disekitar dunia, yang mana masalah-masalah dapat diselesaikan.
b. Seoptimisan atau penyelidikan untuk sebuah solusi.
c. Pengurangan sistem pendidikan dalam kurikulum sangat terbatas dan terintegrasi diantaranya.
d. Kepercayaan pada data dan model-model serta kombinasinya, sebagai cara dari pemeriksaan.
e. Banyaknya informasi.
f. Keobyektifan, diasumsikan bahwa ilmuan adalah seorang peneliti dari sistem yang dipelajari (kebenaran berasal dari penelitian).
g. Ketidak pedulian atau pengucilan individu.
h. Pandangan waktu gerakan sebagai garis lurus (penerimaan menyeluruh tanpa mempertimbangkan perbedaan resepsi).

Penerapan matematika dan tehnologi telah lama digunakan sebagai alat oleh ilmuwan dan sifat-sifat evolusi dapat terorganisir. Dengan memakai perancang sistem yang baik dalam analisa perangkat keras dan lunak. Model struktural dan sistem dinamis diilustrasikan seperti alat-alat (Linstone, 1984). Memperbesar pengaturan semua sistem masyarakat dan masalahnya yang mengartikan sebagai “man on the moon” (Hoos, 1979). Dengan meletak seorang pria dibulan, kekosongan dapat diisi oleh:

1. Kurangi kejahatan dikota-kota,
2. Kembangkan transportasi umum,
3. Lepaskan kemisknan,
4. Menawarkan persaingan kepada jepang dalam mobil dan baja,
5. Menyediakan lapangan kerja.

2.1. Masalah dan Pandangan Solusi
Jika berbicara mengenai “masalah” , telah memikirkan solusinya. Dengan menghadirkan masalah jika ada solusinya, dimana setiap solusi baru diciptakan oleh tehnolgi. Fasilitas kesehatan dapat mengurangi kematian tetapi dapat juga meningkatkan jumlah penduduk yang semakin padat, Mengenalkan kebiasaan di Eropa dan Afrika memproduksi makanan pada waktu jangka pendek. Hal ini dapat diungkapkan bahwa lebih baik menghindarkan masalah dari pada menyelesaikan masalah.

2.2. Optimasi atau Pencarian Solusi Terbaik
Biaya analisa keuntungan dan pemrogaman linear adalah ciri khas pencarian solusi optimal. Hal ini biasanya timbul sebagai suatu kejutan pada penggunaan pola sistem penempatan yang kompleks tidak diatur sendiri dengan prinsip optimasi. Holling (1977), sistem ekologi mengurangi kesalahan untuk kegagalan dalam perdagangan, dengan bertahan dari kesalahan dalam menemukan cara biaya kesalahan daripada tetap berada dalam suatu kesalahan. Dengan berkesempatan untuk memaksimalkan kebebasan daripada membatasi menyeleksi yang terbaik. Evolusi menunjukkan bahwa strategi perlindungan kesalahan adalah sudah menjadi sifat dunia dengan waktu yang tidak dapat diramalkan.

2.3. Pengurangan
von Foerster (1972), penemuan pertama tentang proses reduksi. Dimana masalah yang lebih kompleks yang tidak dapat dipecahkan, salah satu cara adalah dengan mengubah kepopularitas dan kesuksesan. Jika sistem kompleks disederhanakan dengan membagi kedalam subsistem, bila tidak dapat menemukan subsistem dapat mengurangi sistem terlebih dahulu. Kemudian masuk pada masalah yang dapat dipecahkan.
Pemodelan adalah dasar utama yang tidak dapat dipungkiri dan meresap kedalam sistem yang kompleks tapi sederhana untuk menjelaskan analisa. Penggunaan rata-rata (mekanika statistik dalam fisika, pendapatan produksi / kapita dalam ekonomi) dan probabilitas (kesalahan struktur resiko pada kesehatan) mempunyai sistem latihan dengan elemen yang sangat luas.

2.4. Kepercayaan Pada Data dan Model
Sebuah refleksi dari pengurangan reduksi terhadap prospek pemaksaan ilmu pengetahuan dan teknologi kemodel-model yang telah ditetapkan (Churcman, 1977):
a. Lockean-empirical, persetujuan observasi data secara jujur sangat diutamakan dan tidak ada pengakaran dalam setiap pertimbangan keputusan.
b. Leibnizian-model formal, penjelasan teori dari kebenaran hasil analisa dari semua data-data asli.
c. Kantian-model teoritis dan satu data empiris dengan lainnya tidak dapat terpisahkan, kebenaran adalah sintesa, model multipel menghasilkan Sinergism.

Segi keuntungan pada strategi pengelolaan mencermin kecendrungan yang sama dengan perencanaan kebijaksanaan perusahan. Penggunaan kurva sederhana dalam penyebaran ekonomi menunjukkan pengaruh besar terhadap modal sebagai sumber pengertian dalam proses ekonomi. Kurva menunjukkan adanya optimalisasi tarif pajak yang merupakan salah satu pemasukan pemeritah.
Tujuan bentuk model dengan mudah menuntun berbagai pemikiran kelompok, sebagai sistem dinamis atau bentuk pemasukkan, pengeluaran proliperates dan jumlah model multi play, konfirensi, surat, dan buku yang menciptakan suatu komunitas. Model menjadi kenyataan terhadap kemampuan komputer tapi membingungkan terhadap kemampuan untuk menyajikan system sucio technical complex. Pembahasan ini menimbulkan perbedaan antara dua pendekatan:

a. Berusaha menggambarkan socio tehnikal secara kompleks dengan mengubah kedalam bentuk matematika, misalnya; simulasi dengan menggunakan skala besar, komputerisasi beberapa bentuk model.
b. Mencari model abstrak dalam membantu jalannya pikiran, menyatakan petunjuk yang mungkin atau memperlihatkan beberapa aspek dari jalannya sistem atau kebiasaan dengan cara yang berbeda.

Tujuan model masa depan yaitu:
a. Teori keseimbangan dengan objektifitas.
b. Pemecahan suatu masalah bukan dengan mengaplikasikan metodologi.
c. Membuat bentuk yang sangat sederhana.

2.5. Perhitungan
Pada zaman Junani kuno Phytagoras mencoba menemukan atau mencari ekspresi matematika dengan menempatkan pada manusia yang tidak bergerak. Pada saat ini komputer menjadi suatu instrumen yang ideal untuk melaksakan perhitungan. Gress Hams menyatakan bahwa kualitas analisis cenderung menghasilkan analisa berkualitas. Selanjutnya, Zadeh Fuzi (1965) dalam Linstone (1984) , menempatkan teori dengan mengembangkan kualitas dari setiap kuantitas dengan menggunakan format dalam komputer.
Mengukur atau menghitung ukuran rumah, lapangan, tanah dengan satuan yang dinamakan “feet” merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima karena bukan ukuran standar. Tversky dan Kahneman (1974) menyatakan bahwa penyelesaian yang berhasil, seperti: membuat suatu produk baru, keseimbangan mempunyai sebuah karakter yang konjungtif dalam menciptakan keberhasilan, setiap detail peristiwa harus diperhatikan.

2.6. Objektivitas
Pemeriksa publikasi ilmiah dan tehnologi menyukai cara tradisional dengan menggunakan orang pertama tunggal atau jamak. Pengarang dilarang menggunakan pemakaian kata-kata yang terlalu banyak dan sukar dengan membuang saya atau tidak dalam tulisannya, karena dinodai dengan subjektivitas. Paling tidak asumsi dari objektivitas pada bagian ilmiah dan tehnologi menyatakan lebih sering sebagai mitos. Churchman (1977), menulis tentang ilmu sosial yaitu salah satu mitos yang paling tidak masuk akal dari ilmu pengetahuan sosial adalah “objektifitas” yang terjadi dalam hubungan antara ahli ilmu pengetahuan dan orang-orang yang ditinjauannya.
Dengan dapat berdiri sendiri dan meninjau secara objektif bagaimana seseorang berprilaku , bagaimana sikap mereka, bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka memutuskan. Sebuah pengamatan adalah objektif jika hal tersebut ditempatkan dalam pemikiran dari seseorang pengamat yang tak berprasangka. Untuk mengukur objektifitas dalam pengertian tradisional adalah ilmu fisika dengan pelajaran tentang ilmu bulan Apollo. Objektifitas tidak dapat terjadi dalam hubungan antara ahli ilmu pengetahuan sebagai peninjau dan orang yang ditinjaunya (Forrester, 1971).

2.7. Pengabaian
Adam Smith terhadap biarawan barat, perhatian dinyatakan melebihi bahaya dari pengabaian perorangan dan kehilangannya dalam kumpulan pandangan. Smith berkata 200 tahun yang lalu yaitu: Sistem dari seseorang memperlihatkan gambarannya yaitu mengatur anggota yang berbeda dari suatu perkumpulan besar dengan semudah tangan mengatur bagian yang berbeda di atas papan catur. Dengan memikirkan bagian-bagian di atas papan catur yang tidak memiliki prinsip gerak yang berbeda, dimana percaturan besar dalam kemasyarakatan manusia mempunyai sebuah prinsip gerak dari kepemilikan bersama (Schneider, 1948 dalam Linstone, 1984).
Model ekonomi harus mengumpulkan beberapa hal, dimana salah satu hal yang dikumpulkan adalah anda. Dalam skala besar anda dikelompokkan dalam kelas-kelas besar. Dengan pandangan tentang keunikan individu, hal ini tidak memperhitungkan beberapa banyak orang atau beberapa orang (Churchman, 1977).

2.8. Persepsi Waktu
Pandangan dunia ilmu pengetahuan dan tehnologi memperhatikan fisika-waktu antariksa, dimana waktu sebagai dimensi atau variabel penting dalam menggenggam sistem dinamik-dinamik. Penghancuran memaksakan kepada teori realita, dengan memandang tentang perubahan waktu terhadap kecepatan pengamat dalam sebuah dunia Einstein. Penawaran ekonomis sebagai sebuah potongan nilai untuk masa depan dolar agar mempengaruhi nilai sekarang.
Setiap individu memiliki konsep waktu pribadi, dimana masa depan seseorang diperuntukkan dengan gaya hidup Spanyol, dengan penempatan kebutuhan Maslow dan mempertimbangkan individu yang lainnya. Ukuran waktu telah menjadi lawan asas yang besar terhadap dunia moderen, kata-kata dan gambaran-gambaran dikirim dengan segera, tetapi konteks dan arti tidak datang melalui kesan yang samar-samar dengan menciptakan penyesuaian diri lebih lambat dan sulit (New York Time, 28 Desember 1979).
3. MODEL
Menerima model ganda memerlukan kesungguhan menilai secara intelektual dalam soal pengalaman dunia dan kedewasaan. Dalam matematik, pada abad ke 19 petualangan Euclidean, Riemannian, dan Geometri Lobacchevskian, dimana Antropologi ini menggunakan tiga model, yaitu kebudayaan, masyarakat, dan perseorangan (Kluckhom dan Mowrer, 1944 dalam Linstone, 1984). Dalam pendidikan sosial, model ini berdasarkan “penelitian campuran” pada politik dan sistem pendekatan untuk membuat suatu keputusan.
Religius, sebagai awal dari ilmu harus tetap bertahan pada satu pendapat yang berdasarkan kekuasaan. Adanya kekuatiran pada pandangan yang lain, hal ini tercermin pada pemeriksaan berdasarkan pengucilan oleh pihak cendekiawan dan tehnik penganiayaan yang lain.

3.1. Model Allison

Allison (1969 dan 1971), menggunakan tiga model dalam menguji krisis misille Cuba: Model I, pemain yang paham; Model II, proses organisasi; dan Modell III, birokrasi politik.
Model I dan II dapat menjadi dasar ilmu pengetahuan yang nampak pada era 1950-an dan 1060-an. “Pendidikan” RAND dan murid yang dihasilkan merupakan pelajar yang rasional sesuai dengan buku dan pengalaman, hal ini dialami oleh Dror (1968) ; Quade dan Boucher (1967). Model proses organisasi digambarkan secara garis besar oleh sekolah organisasi pembuat keputusan Simon-March. Allison banyak mengambil bagian-bagian model II dari Cyert dan March (1963) dalam Linston (1984), dimana meneliti bagaimana reaksi dampak yang dominan terhadap ekonomi pada aktivitas perusahan yang semata-mata merupakan penggerak dari pasar. Sebagai alternatif, menggunakan “proses utama” sebagai aturan struktur dalam menjalankan perusahaan. Keuntungan hanya dapat diperoleh berdasarkan keputusan bisnis, dimana keberhasilan dicapai melalui tawaran dan kesepakatan diantara sebagian besar sub unit dalam berorganisasi dan memaksimalkan keuntungan merupakan suatu keharusan. Berdasarkan teori ekonomi yang berlaku pada perusahaan, pembuat keputusan beranggapan bahwa menyelesaikan masalah, memecahkan karakteristik dengan tidak menyelesaikan informasi akan lebih banyak condong kepada pandangan organisasi.

3.2. Teori Steinbruner
Steinbruner (1974) mengemukakan teori pemeriksaan keputusan dengan berdasarkan hasil penelitiannya terhadap aplikasi dari bermacam-macam teori terhadap suatu keputusan mengenai berbagai usulan untuk NATO. Selanjutnya, tertarik pada segi analisis politik dengan membatasi tiga pandangan terhadap paradigma yang terpisah, yaitu: perhitungan atau analisis, pemeriksaan dan pengamatan.
Paradigma analisis menjelaskan penelitian operasi atau proses sistem analisis yang mengevaluasi alternatif dan penjelasan keputusan dengan ukuran yang tepat. Sering sebuah model dapat diartikan dengan sebab akibat. Paradigma pemeriksaan, dengan melihat sistem konsep ketehnikkan dari mekanisme servo atau umpan balik yang otomatis sebagai suatu perbedaan yang mendasar dalam pengambilan keputusan. Kritikan yang sederhana dalam permasalahan yang kompleks atau rumit menunjukkan pengurangan variasi dan membatasi hal-hal yang tidak menentu. Paradigma pengamatan, pengelolaan informasi dilakukan secara langsung dengan persamaan ingatan, ketepatan, kenyataan, kesederhanaan dan kemantapan sebagai dasar untuk proses informasi mental.

3.3. Pandangan Anderson
Anderson (1977), melaksanakan perluasan kebijakan dari pendidikan khusus, dimana simulasi sistem dinamik disusun sebagai sebuah elemen dari suatu usaha. Selanjutnya, memeriksa dampak dari model atas keputusan dengan menggunakan proses pemikiran, pengorganisasian dan pemeriksaan pandangan. Selanjutnya, mengambil pandangan rasionalnya langsung dari model satu Allison, pengorganisasian pandangannya serupa dengan model dua Allison dan pandangan kesadarannya dari pradigma kesadaran dari Steinbruner. Kemudian, menulis tentang pertanyaan mengenai, ”harus seperti apakah pandangan itu”. Calon yang paling aktif adalah model politik birokrasi, model politik murni atau sebuah model kesadaran, dimana perincian dari permasalahan membantu dalam membuat pilihan.
Anderson (1977), jika sepakat bersama, perspektif yang diciptakan atas dasar model yang digunakan dengan birokrasi dapat lebih tepat (lengkap) dan menghasilkan pengertian yang mendalam tentang suatu waktu.

3.4. Sumber Yang Lain
Pokok azas persamaan antara satu atau beberapa macam perspektif terhadap pemikiran disampaikan oleh Berlin (1967) dalam Linstone (1984)), dengan judul makalah “Landak dan Rubah” yang diambil dari syair Yunani “Rubah tahu tentang apapun tetapi Landak lebih banyak tahu”. Dengan meneruskan pada pilihan terhadap satu sisi yang menceritakan tentang satu pandangan, satu sistem atau banyak yang masuk akal pada saat dia mengerti, memikirkan dan merasakan kesatuan. Didasari atas tidak adanya moral atau prinsip kepercayaan, ini hanya tinggal kehidupan dalam melakukan atau menyediakan ide yang beraturan kearah cerita yang sentripetal dengan berjalan pada berbagai tingkat. Harrison (1975), menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan untuk sebuah perspektif multi media meliputi 4 aspek yaitu:
a. Menggambungkan dengan menekankan beberapa taraf yang tidak dapat dipisahkan didalam proses total,
b. Antar cabang ilmu pengetahuan dengan menekankan penyatuan disiplin kuantitatif dan ilmu pengetahuan sosial (berhubugan dengan tingkah laku manusia, seperti sosiologi, antropologi atau psikologi) berpengaruh terhadap lingkungan,
c. Menghubungkan satu sama lain dengan menekankan keterbatasan dan ketidakleluasan yang ditentukan oleh kedua pembuat keputusan serta merupakan pilihan yang memuaskan,
d. Hubungan timbal balik dengan menekankan kesangkutpautan pembuatan keputusan di semua fungsi-fungsi manajer dengan menekankan pada fakta-fakta dalam perencanaan dan kontrol.
4. SISTEM
4.1. Apa Yang Dipahami
Pada umumnya bentuk suatu sistem meliputi manusia, alam, dan tehnologi secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama membentuk sistem. Beberapa contoh:
a. Secara sendiri-sendiri:
- Manusia : Sistem biologi
- Alam : Sistem matahari
- Tehnologi : Satelit komunikasi

b. Secara bersama-sama
- Manusia -Tehnologi : Kinciran angin
- Manusia - Masyarakat : Sistem hukum
- Alam – Manusia - Masyarakat : Pedesaan
- Manusia – Masyarakat - Tehnologi : Sistem informasi

Sistem sosiotehnologi akan menjadi fokus pembahasan, dimana masalah-masalah dan issu-issu tidak hanya menyangkut masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, tetapi berkaitan erat dengan lingkungan dan tehnologi yang dapat membantu, menyusahkan atau merubah manusia tersebut. Manusia bisa membuat keputusan - keputusan untuk mengembangkan, membatasi, merubah atau meniadakan tehnologi. Juga, manusia dapat dipandang dari dua aspek yaitu sebagai mahluk sosial dan individu.
Dalam sistem sosiotehnologi ditunjukkan tiga bidang yang saling melengkapi yaitu: tehnologi, organisasi, dan individu. Berbagai elemen yang perlu diperhatikan dalam sistem sosiotehnologi, antara lain:

a. Tehnologi
Dalam menggambarkan sistem sosiotehnologi diawali dari elemen tehnologi, yang menunjukkan keterkaitannya dengan berbagai unsur, seperti: technical experts (para ahli dibidang fisika nuklir dalam pengembangan reaktor nuklir atau sumber energi).
b. Keadaan lingkungan secara fisik
Aspek tehnik lingkungan dari suatu tehnologi menyangkut tanah, laut, udara, dan ruang dimana semua komponen adalah mati dan hidup, misalnya adanya perubahan lapisan ozon.

c. Keadaan sosiotehnologi
Suatu keadaan dimana elemen-elemen organisasi dan tehnologi bercampur baur. Tehnologi saling mempengaruhi organisasi dan kelompok dalam berbagai cara, misalnya komputer mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan operasi perusahan.

d. Keadaan tehnopersonal
Tehnologi mempengaruhi dan dipengaruhi individu, dimana interaksi demikian tidak mungkin dipahami dengan hanya memperhatikan individu secara kolektif atau kelompok. Telekomunikasi mempunyai pengaruh yang kuat pada kejiwaan manusia. Hasil komputer akan mempengaruhi pikiran manusia disebabkan oleh pengaruh ilmu pengetahuan. Televisi menciptakan suatu realitas.

e. Pelaku-pelaku organisasi
Organisasi sama tuanya dengan peradaban manusia dan lebih tua dengan ilmu pengetahuan. Keluarga, suku, desa, negara, gereja, perkumpulan, serikat, partai, perusahaan, semuanya merupakan organisasi yang erat kaitannya dengan tehnologi. Unit masyarakat yang paling dasar “keluarga” sangat dipengaruhi oleh tehnologi. Organisasi dapat dijelaskan dalam arti formal maupun non formal.

f. Pelaku-pelaku individu
Seseorang dalam kelompok atau organisasi akan berbeda dengan seseorang tersebut sebagai individu. Sebagai anggota kumpulan, melepas beban tanggung jawab, namun sebagai anggota kelompok bisa saja kehilangan kebebasan atau kreatifitas.

g. Tindakan
Unsur ini menggambarkan sejauh-mana saling pengaruh - mempengaruhi antara organisasidan individu.

h. Keputusan
Elemen menggambarkan hasil dari tindakan yang dilakukan, dimana suatu keputusan memperhatikan dan menerapkan suatu kebijakan. Keputusan dapat berarti sebagai konsekuensi tidak langsung dari semua elemen - elemen yang ada, namun bukan berarti proses sudah berakhir. Suatu keputusan bisa juga merupakan pengaruh yang kuat dari tehnologi dan merubah evolusinya menuju pengaruh - pengaruh perubahan melalui elemen – elemennya.

4.2. Bagaimana Memahami
Konsep untuk mempelajari sistem sosiotehnologi, tidak dibatasi secara ketat dalam proses pengambilan keputusan, sebagaimana yang telah dilakukan Allison, dengan menjelaskan kelemahan-kelemahan forecasting dengan menggunakan multipel perspektif
Dengan mengemukakan: technical perspective (T), organizational perspektive (O) dan personal perspektive (P). Kata perspektif digunakan untuk membedakan bagaimana memahami dari apa yang diamati, yaitu suatu elemen. Contohnya, katakanlah elemen adalah organisasi. Dari perspektif tehnis (T), dapat melihat organisasi sebagai struktur hierarchy. Dari perspektif organisasi (O), dapat melihat organisasi yang sama sebagai suatu kekuatan atau kelemahan. Dari perspektif personal (P), dapat melihat organisasi sebagai jaminan kerja, suatu peluang untuk menggunakan kekuasaan atau suatu tahapan untuk beroperasi.
Berkaitan dengan “how “ dan “what” dapat menetapkan: penggunaan dari perspektif T untuk memahami elemen tehnis; perspektif O untuk memahami elemen organisasi, dan perspektif P untuk memahami elemen individu adalah penting, namun bukan berarti sudah memadai. Hal ini tak dapat dibayangkan bahwa suatu elemen tehnologi dapat dipahami tanpa menggunakan perspektif tehnologi, dimana perspektif organisasi dan personal akan menambah wawasan.
a. Perspektif tehnologi
Penilaian tehnologi adalah suatu pendekatan analisis sistem untuk memberikan suatu kerangka konseptual yang mnyeluruh dan lengkap, baik dalam ruang lingkup maupun waktu, dengan tujuan pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan tehnologi dalam kemasyarakatan. Tehnologi dan lingkungannya dipandang sebagai suatu sistem.

b. Perspektif organisasi
Perspektif organisasi memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dipengaruhi dan mempengaruhi organisasi. Perhatian utama “apakah suatu kebijakan baru akan merupakan ancaman bagi keberadaan organisasi atau stabilitas, dimana kebijakan baru tersebut sesuai standar prosedur operasional yang ada. Organisasi bisa juga menyangkut kekuasaan, formal atau informal, bersifat hierarchy atau tanpa hierarchy, permanen atau insidentil.

c. Perspektif personal
Perspektif personal memandang sudut pandang dan kemampuan berpikir seseorang sebagai kata kunci. Perspektif personal meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan individu terhadap sistem sosiotehnologi. Intuisi, kharisma, kepemimpinan, minat akan memainkan peran yang vital dalam kebijakan dan pengambilan keputusan seseorang.

5. ILLUSTRASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP SEKTOR UMUM
Dengan mengintervensi dalam perjuangan Vietnam, Amerika Serikat telah mencoba untuk menyesuaikan strategi globalnya yang anti komunis. Pertama dengan mempertimbangkan sektor umum dengan illustrasi mencakup dari perang sipil hingga tahun 1980 an, pemerintahan lokal ke pemerintah nasional, tehnologi sederhana ke sistem yang canggih.


5.1. Tehnologi Militer dan Keputusan Wilayah Nasional
Perspektif tehnologi telah digunakan secara luas dalam memperkirakan dan menilai tehnologi militer sejak perang dunia kedua. Studi ini juga telah dilakukan atas pengaruh persenjataan baru U.S terhadap strategi Soviet. Terdapat tiga inovasi dalam tehnologi militer dan mempelajari arti penting dari perspektif organisasi dan personal:

a. Pengenalan tentang kapal baru dalam Angkatan Laut Amerika Serikat,
b. Pengenalan tentang persenjataan baru dalam Angkatan Darat Amerika Serikat,
c. Pengenalan senjata nuklir dalam suatu peperangan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Dalam tahun 1868 Angkatan Laut Amerika Serikat telah memesan Kapal Perusak “ The Wampanoag” bertehnologi tinggi dan berbobot 4200 ton dengan kecepatan 17 knot. Penggunaan persenjataan M 16 sebagai standar persenjataan bagi Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1960 an. Sikap (kebijakan) Angkatan Darat Amerika Serikat (organisasi) menunjukkan pada sikap konsistensi dalam menghadapi penemuan tehnologi maju. Tindakan tersebut dalam mempertahankan posisinya. Persenjataan adalah sistem yang paling dasar di Angkatan Darat. Oleh karena itu, keputusan-keputusan untuk menggantikan M 16 merupakan hal yang sangat serius. Sejak Perang Sipil, sejarah persenjataan Angkatan Darat Amerika Serikat telah menjadi sesuatu yang sangat menarik, menunjukkan aspek-aspek tehnologi, organisasi, dan personal. Misalnya, dalam proses pengambilan keputusan penggunaan M 16, didasarkan pada analisis yang dilakukan Fallows (1981) dalam Linstone (1984) dan didiskusikan dengan Departemen Pertahanan.
Keputusan untuk menggunakan Bom Atom. Illustrasi ini berkaitan dengan penemuan yang paling berpengaruh dalam tehnologi militer, apakah menggunakan atau tidak Bom Atom dalam pertempuran. Perspektif tehnologi dominan, namun didukung perspektif organisasi dan perspektif personal dalam proses pengambilan keputusan. Dari uraian diatas, terlihat bahwa proses pengambilan keputusan dalam persenjataan militer Amerika Serikat dapat dijelaskan melalui perspektif tehnologi, organisasi dan personal.
5.2. Krisis Lokal
Mt.St. Helen, salah satu gunung berapi yang tidak aktif di Negara Bagian Washington USA, menunjukkan tanda-tanda aktif dalam bulan maret 1980 dan sepenuhnya aktif dengan letusan yang dramatis pada tanggal 18 maret 1981. Puncak gunung tersebut telah berubah dari ketinggian 9.700 feet menjadi 8.300 feet. Jumlah energi yang dikeluarkannya setara dengan 500 kali sewaktu Bom Atom diledakkan di Kota Hirosima. Lebih 44.000 acre (1 acre = 0,4646 ha) pohon tumbang serta aliran lahar dan lumpur ledakan gunung tersebut telah menyebabkan kerusakan yang luar biasa dan lebih dari 60 % penduduk telah dilaporkan meninggal dan hilang serta kegiatan sporadis dari ledakan gunung berapi tersebut terus berlangsung.

a. Perspektif tehnologi
Menurut sejarah, Korp Jeni Angkatan Darat Amerika Serikat telah ambil bagian dalam pengendalian banjir dengan cara pemecahan struktur, yaitu membangun bendungan dan tanggul – tanggul atau dermaga serta pengerukan saluran sungai. Mengingat ledakan 18 mei yang tiba-tiba dan dahsat, tindakan-tindakan struktur oleh suatu Korp Angkatan Darat adalah tindakan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek.

b. Perspektif organisasi
Berbagai perwakilan yang memegang peranan penting ikut ambil bagian, antara lain: The U.S. Forest Sevice, the U.S. Geological Survey (USGS), Federal Emergency Management Agency (FEMA). Menarik sekali bahwa perspektif organisasi mempengaruhi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan organisasi dan tehnologi. Sebagai contoh, U.S. Forest Service dan USGS terus menerus berebeda pendapat terhadap perkiraan endapan.

c. Kesimpulan
Letusan Mt. St. Helen memainkan peran sebagai stimulus yang kuat bagi para ilmuwan, dimana Mt. St. Helen seolah-olah menjadi laboratorium yang hidup, yang tidak habis-habisnya untuk diteliti, dan suatu justifikasi bagi para peserta kongres atau pertemuan. Dalam kegiatan-kegiatan ini, perspektif teknologi berlaku, namun dalam pemecahan persoalan yang efektif memerlukan perspektif organisasi.

DAFTAR BACAAN
Andersen, D.F. 1977. Mathematical Models and Decision Making in Bureaucracies: A Case Story Told from Three Points of View. MIT: Ph.D. Dissertation
Churchman, C. W. 1977. A Philosophy for Planning, in Futures Research: New Directions, H. A. Listone and W.H.C. Simmonds, eds. Addison-Wesley Publishing Co., Reading, Mass.
Forrester, J.L. 1971. World Dynamics, Wright-Allen Press, Cambridge, Mass.
Hoos, I.R. 1972. System Analysis in Public Policy: A Critique, Univ. of California Press, Berkeley, Calif.
Harrison, E.F. 1975. The managerial Decision-Making Process. Hougton-Mifflin Co., Boston, Mass.
Holling, C.S. 1977. The Curious Behavior of Complex System: Lessons from Ecology, in Futures Research: New Directions, H.A. Listone and W.H.C. Simmonds, eds. Addision-Wesley Publishing Co., Reading, Mass.
Linstone, H.A. 1984. Multiple Perspectives for Decision Making. Bridging the Gap between Analysis and Action, North-Holland.
Steinbruner, J. D. 1974. The Cybernetic Theory of Decision, Princeton University Press, Princeton, N.J.
Thompson, W. I. 1971. At The Edge of History, Harper and Row, New York.
Tversky, A. and Kahneman, D. 1974. Judgement Under Uncertainty: Heuristics and Biases, Science 185, 1124-1131.
Von Foerster, H. 1972. Responsibilities of Competence, J. Cybernet. 2 (2), 1-6.

LILIA YULIANA/2009004